Ingatkah Anda dengan radio dengan merek Tjawang? Radio transistor Tjawang mulai diproduksi perusahaan Thayeb Gobel pada 1954. Radio legendaris ini menjadi kenangan masa lalu yang begitu melekat dalam ingatan.
Konon Presiden Soekarno pernah bertanya kepada Thayeb Gobel, “Mengapa memilih usaha radio transistor?" Thayeb menjawab, “Supaya pidato bapak dapat sampai kepada orang-orang di desa, di tempat jauh yang terpencil di kaki-kaki gunung, di pulau-pulau, meskipun di tempat-tempat itu belum ada listrik, Pak.”
Namun, meski telah melakat sebagai radio legendaris, anak kelima Thayeb, Rahmat Gobel, justru melepas merek Tjawang.
Gobel yang kini menjabat komisaris utama di raksasa elektronik PT Panasonic Gobel Indonesia ini menuturkan, lahirnya radio listrik pertama itu berawal dari kemitraan ayahnya dengan pemerintah Indonesia pada medio 1960-an. Yaitu dalam rangka Ganefo.
Gobel sadar, bila selamanya memegang merek lokal, bisnisnya hanya akan tahan dalam hitungan tahun. Tak lama lagi, gempuran pasar global akan memakannya. Itu karena pengusaha pribumi waktu itu tidak akan siap secara modal dan teknologi.
"Tapi kalau saya pakai brand luar, saya bisa manfaatkan partner tersebut untuk memperkuat industri elektronik dalam negeri," kata dia di Jakarta, 26 Januari 2010.
Tak hanya elektronik, sektor otomotif pun akan sulit membangun industri hanya dengan merek lokal. Karena, struktur industri elektronik dan otomotif masih lemah. Komponen impor dalam produksi masih tinggi.
Bila membangun merek lokal, sangat mungkin untuk industri kreatif yang berbasis budaya. Misalnya, kerajinan, mebel, jamu, dan makanan minuman. Itu hanya bisa dikerjakan UKM, dengan menggunakan bahan baku dalam negeri.
"Industri-industri inilah yang mustinya diangkat menjadi produk global," katanya.
Selama mengembangkan merek Tjawang, Gobel mengatakan sempat mengalami pemalsuan merek oleh produk China. Produsen asal China memproduksi elektronik serupa dengan merek yang dimirip-miripkan dengan Tjawang.
Untuk membangun merek lokal, menurut Gobel, pemerintah harus turun tangan. Dia mencontohkan pemerintah Jepang, dengan promosi yang kuat untuk produk dalam negeri sehingga loyalitas masyarakat menjadi kuat.
"Di Jepang, ada program televisi yang setiap hari diputar untuk membangun optimisme masyarakatnya. Kita tidak punya," tutur Gobel.
Sumber : Vivanews.com
Semua yang antik/vintage/unik ada disini
Kunjungi 'Rumah Antik' Jl. Cilenggang 1 No. 53 /BSD SERPONG /Tangerang Selatan.
gmail : rumahantik53@gmail.com
Phone : 082126128671
Pin BB : 22A2BBA2
Facebook : Rumah Antik
Twitter : @Rumahantik53
0 komentar:
Posting Komentar